Mitos vs. Fakta Behel: Bongkar Kesalahpahaman yang Beredar

Mitos vs. Fakta Behel: Bongkar Kesalahpahaman yang Beredar

Behel atau kawat gigi adalah salah satu solusi populer untuk meratakan gigi dan memperbaiki masalah gigitan. Namun, seiring dengan popularitasnya, beredar pula https://www.yarbroughortho.com/ berbagai mitos yang sering kali membuat orang ragu atau salah paham tentang perawatan ini. Mari kita bongkar mitos-mitos tersebut dan ungkap faktanya!


Mitos 1: Memakai Behel Itu Sakit Sekali

Fakta: Rasa tidak nyaman memang mungkin muncul di awal pemasangan behel atau setelah penyesuaian kawat. Ini wajar karena gigi sedang beradaptasi dengan tekanan baru. Namun, rasa sakit yang parah dan terus-menerus bukanlah hal yang normal. Umumnya, rasa tidak nyaman ini akan mereda dalam beberapa hari dan bisa diatasi dengan obat pereda nyeri yang dijual bebas. Kemajuan teknologi behel saat ini juga membuat perawatannya lebih nyaman dibandingkan dulu.

Mitos 2: Behel Hanya untuk Estetika (Penampilan)

Fakta: Meskipun behel memang sangat efektif untuk meningkatkan penampilan senyum, fungsi utamanya jauh lebih dari itu. Behel berperan penting dalam memperbaiki masalah oklusi (gigitan) yang tidak tepat, seperti gigi tonggos, cakil, atau gigitan silang. Gigitan yang baik tidak hanya mencegah masalah seperti sakit kepala, nyeri rahang, dan pengikisan gigi, tetapi juga memudahkan proses mengunyah makanan dan menjaga kebersihan mulut. Gigi yang rata lebih mudah dibersihkan, sehingga mengurangi risiko karies dan penyakit gusi.


Mitos 3: Behel Bisa Dipasang Oleh Siapa Saja (Tukang Gigi)

Fakta: Ini adalah mitos yang sangat berbahaya! Pemasangan behel harus dilakukan oleh dokter gigi spesialis ortodonti yang telah menjalani pendidikan dan pelatihan khusus. Dokter gigi umum memang memiliki pengetahuan dasar tentang gigi, namun ortodontis adalah ahli yang memahami secara mendalam biomekanika pergerakan gigi, pertumbuhan rahang, dan cara kerja behel secara presisi. Pemasangan behel oleh non-profesional (tukang gigi) bisa berakibat fatal, mulai dari kerusakan akar gigi, gigi goyang, infeksi parah, hingga kehilangan gigi permanen. Jangan pernah mengambil risiko ini demi harga yang lebih murah. Kesehatan gigi dan mulut Anda adalah investasi jangka panjang.

Mitos 4: Setelah Lepas Behel, Gigi Akan Rapi Selamanya

Fakta: Sayangnya, tidak sepenuhnya benar. Setelah behel dilepas, gigi memiliki kecenderungan untuk kembali ke posisi semula. Oleh karena itu, penggunaan retensi (retainer) setelah perawatan behel sangatlah krusial. Retainer adalah alat penahan yang berfungsi untuk menjaga gigi tetap pada posisi barunya yang rapi. Retainer bisa berupa kawat permanen yang ditempel di belakang gigi atau retainer lepasan yang dipakai sesuai instruksi dokter. Mengabaikan penggunaan retainer adalah penyebab utama gigi kembali bergeser setelah perawatan behel.


Dengan memahami fakta-fakta di balik mitos behel ini, diharapkan Anda bisa membuat keputusan yang tepat dan menjalani perawatan ortodonti dengan lebih tenang dan percaya diri. Selalu konsultasikan kondisi gigi Anda MAUSLOT dengan dokter gigi spesialis ortodonti yang terpercaya untuk mendapatkan informasi dan perawatan yang akurat. Apakah Anda memiliki mitos lain tentang behel yang ingin dibongkar?