Apa itu DevOps? Berikut Penjelasan Lengkapnya
Dicoding Intern 18 November 2020

Sebagai seorang programmer mungkin kamu sering mendengar istilah “DevOps” ya. Bahasan artikel kali ini menjadi sangat menarik karena DevOps bukan sejenis software, aplikasi, teknologi, ataupun tools. Melainkan sebuah prinsip atau pola pikir yang digunakan di dunia IT.

Kamu bisa jadi lelah jika harus mempelajari jutaan kode di berbagai bahasa pemrograman, algoritma atau sistem terstruktur setiap saat. Sekali-kali kamu belajar mengenai bagaimana manajemen perusahaan dalam merencanakan sebuah project sehingga tim yang dikendalikan dapat bekerja dengan baik.

Sejarah DevOps dimulai sejak tahun 2007, di mana Patrick Debois (seorang konsultan development) memiliki tujuan untuk mempelajari berbagai aspek tentang IT. Ia merasa https://sekolahdevops.com/ terganggu dengan perbedaan antara cara tim development dan tim operations bekerja. Lalu Patrick dipertemukan dengan Andrew Shafer untuk memulai Agile System Administration.

Tahun 2010 pembahasan mengenai DevOps mulai gencar di seluruh dunia dengan tagar DevOpsDays bermunculan di media sosial. Hingga tahun 2014 perusahaan besar seperti Target, Nordstrom, dan LEGO menjadi perusahaan pertama yang menerapkan prinsip DevOps ke perusahaannya.

Apa itu DevOps?
Apa itu DevOps

DevOps merupakan singkatan dari dua kata yaitu Development dan Operation. Di mana kedua kata tersebut bermakna “operasional pengembang”. Seperti yang disebutkan sebelumnya, DevOps adalah sebuah prinsip developer untuk mengkoordinasikan antar tim yaitu tim development dengan tim operations dengan efektif dan efisien.

DevOps merupakan singkatan dari dua kata yaitu Development dan Operation. Di mana kedua kata tersebut bermakna menggabungkan proses development/pengembangan dari sebuah sistem/aplikasi dengan operation/operasional. Seperti yang disebutkan sebelumnya, DevOps adalah sebuah prinsip developer untuk mengkoordinasikan antar tim yaitu tim development dengan tim operations dengan efektif dan efisien.
Pola pikir yang dibentuk oleh DevOps adalah koordinasi antar tim yang dapat dilakukan dengan cara singkat sehingga tidak membutuhkan banyak pertanyaan. Tim operation atau development cukup mengonfigurasi beberapa komponen yang dibutuhkan melalui prosedur yang dibuat.

Tentunya koordinasi yang diterapkan pada DevOps membutuhkan sebuah tools. Banyak tools yang bisa kamu gunakan, salah satunya adalah Source Code Management (SCM) yang biasa digunakan secara umum oleh tim development. Produk SCM yang paling terkenal adalah Git, ditemani oleh Source Code Repository (SCR) seperti GitHu, GitLab, Bitbucket, atau yang lainnya. Namun SCM saja tak cukup untuk mengomunikasikan antara tim development dengan tim operational.

Agar tim operational dapat mengetahui permasalahn yang terjadi, biasanya akan dihubungkan ke Product Management Software, seperti Jira. Melalui Product Management Software, tim operation dapat mengetahui berbagai permasalahan yang terjadi pada sistem/aplikasi. Sehingga antara pihak development dengan operational akan saling terhubung satu sama lain.

Tujuan DevOps
Tujuan DevOps

DevOps bertujuan untuk meningkatkan kolaborasi antara tim development dan tim operation dari mulai perencanaan hingga aplikasi/fitur ter-deliver ke pengguna. Semua itu harus dilakukan secara otomatis agar:

Meningkatkan deployment frequency.
Meningkatkan waktu pemasaran.
Menurunkan tingkat kegagalan pada rilisan terbaru.
Mempersingkat waktu perbaikan.
Meningkatkan waktu pemulihan.
Menurut laporan State of DevOps pada tahun 2015, organisasi IT yang menerapkan DevOps menghasilkan kinerja 30x lebih tinggi dengan 200x efisiensi waktu, kegagalan 60x lebih sedikit, dan proses pemulihan 168x lebih cepat.

Tools yang Digunakan DevOps
Tools DevOps

Melalui berbagai referensi, ternyata ada banyak alat bantu untuk menerapkan DevOps yang harus kamu tahu.